All Stories
Kenapa Saya Ditilang Pak? | Humor
I NYOMAN ARDIANTA | 17.39 | Cerita Lucu | Humor | Humor Kendaraan | humor lucu | Humor Polisi Be the first to comment!Siapa Itu Thomas Alfa Edison? | humor lucu
I NYOMAN ARDIANTA | 17.29 | Cerita Lucu | Humor | Humor Anak Muda | Humor Anak-Anak | humor lucu | Humor Pendidikan | Humor Sekolah Be the first to comment!Siapa Itu Thomas Alfa Edison?
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT71KI70JjRX_x0ltUU8LS8j4Zqnb9wJ2b6IzwW21Z3bkhL06avmbTJtoW9AzKSeg22TDGpQgP1N9cl3W2reXz907xFbY-hIaaP79Hmmb7SpwoBYYhdzZy0P1YiUvRPdmQHhOhVF3UIizY/s1600/imaguru.jpg)
Andi: “Tidak tau bu guru…”.
Bu guru: “Kalo James Watt, siapa dia..?”
Andi: “Ndak tau juga bu guru..”
Bu guru: “Andi! Bagaimana sih kamu ini? ditanya ini itu pasti jawab tidak tau… Tidak pernah belajar ya?”
Andi: “Belajar kok bu guru… Lah coba Andi tanya, bu guru tau ndak siapa Arifin Widodo..?”
Bu guru: “Tidak tau…”
Andi: “Kalau Bambang Setiono Ibu tau?”
Bu guru: “Tidak tau… Emang siapa mereka itu..?”
Andi: “Yaa itulah Bu…, kita khan pasti punya kenalan sendiri-sendiri..”
Siapa Itu Thomas Alfa Edison?
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT71KI70JjRX_x0ltUU8LS8j4Zqnb9wJ2b6IzwW21Z3bkhL06avmbTJtoW9AzKSeg22TDGpQgP1N9cl3W2reXz907xFbY-hIaaP79Hmmb7SpwoBYYhdzZy0P1YiUvRPdmQHhOhVF3UIizY/s1600/imaguru.jpg)
Andi: “Tidak tau bu guru…”.
Bu guru: “Kalo James Watt, siapa dia..?”
Andi: “Ndak tau juga bu guru..”
Bu guru: “Andi! Bagaimana sih kamu ini? ditanya ini itu pasti jawab tidak tau… Tidak pernah belajar ya?”
Andi: “Belajar kok bu guru… Lah coba Andi tanya, bu guru tau ndak siapa Arifin Widodo..?”
Bu guru: “Tidak tau…”
Andi: “Kalau Bambang Setiono Ibu tau?”
Bu guru: “Tidak tau… Emang siapa mereka itu..?”
Andi: “Yaa itulah Bu…, kita khan pasti punya kenalan sendiri-sendiri..”
Ini 7 Masalah yang Ditemui Pasutri di Ranjang dan Perlu Diterapi
I NYOMAN ARDIANTA | 10.20 | MATERI KHUSUS DEWASA | Sexual Health Be the first to comment!Jakarta, Masalah yang terjadi di atas ranjang belum
tentu dapat diselesaikan dengan komunikasi atau bantuan alat tertentu
saja. Terkadang jasa terapis seks juga diperlukan. Namun mungkin tak
banyak pasutri yang tahu masalah 'ranjang' apa saja yang perlu mereka
bawa ke terapis.
Untuk lebih jelasnya, simak tujuh masalah ranjang yang kerap dialami pasutri dan dapat diatasi dengan bantuan terapi menurut rekomendasi para pakar, seperti dilansir Woman's Day, Selasa (15/10/2013) berikut ini:
1. Libido rendah
"Hasrat bercinta/libido yang rendah atau Hypoactive Sexual Desire Disorder merupakan masalah seksual yang paling sering dibawa ke terapis. kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita, meski tak menutup kemungkinan bagi pria untuk mengalami hal serupa," ungkap Stephen Betchen, DSW, salah seorang terapis bersertifikat.
Namun penulis buku Magnetic Partners itu juga menekankan sebenarnya kondisi ini sulit disembuhkan, kecuali jika penyebabnya sudah diketahui.
Selain masalah kesehatan, mulai dari ketidakseimbangan hormon, hipotiroidisme, tumor pada kelenjar pituitari, dialisis ginjal serta konsumsi antidepresan maupun stimulan, rendahnya hasrat seks juga bisa disebabkan oleh alasan psikologis dan emosional. Jika penyebabnya sudah diketahui, kondisinya pun lebih mudah disembuhkan.
2. Gairah seks yang tak seimbang
Mungkin Anda ingin berhubungan intim setiap malam, tapi suami merasa beberapa kali dalam sebulan saja sudah cukup. "Sejauh ini alasan lain yang kerap mendorong pasutri untuk menjalani terapi seks adalah perbedaan semacam ini, dimana salah satu pihak ingin lebih banyak bercinta," tandas Miriam Bellamy, LMFT, seorang terapis keluarga dan pernikahan dari Roswell, Georgia.
Untuk itu hal pertama yang dilakukan Bellamy adalah membantu pasiennya memahami bahwa normal-normal saja jika Anda punya pandangan berbeda tentang jumlah hubungan intim atau jenis seks yang mereka inginkan. Dan konflik di seputar hal ini bukan karena mereka terlalu berbeda tapi justru karena terlalu dekat.
"Obatnya, terutama bagi pasangan yang menghabiskan banyak waktu bersama adalah saling menjauh sebentar untuk menemukan keseimbangan emosi dan obyektivitas. Misalnya dengan sesekali hangout bersama teman tanpa suami, ini akan membantu gairah Anda tumbuh kembali," kata Bellamy.
3. Pasangan main belakang
Ketika salah satu pasangan berselingkuh, banyak pernikahan yang berakhir pada perceraian. Tapi bagi pasutri yang memutuskan untuk memaafkan serta mencoba memperbaiki hubungan akan memperoleh manfaat
nyata dengan terapi seks, karena ini membantu membangun kembali rasa percaya pada pasangan.
Faktanya, banyak terapis yang mengaku perselingkuhan ini adalah alasan teratas pasutri mencari jasa terapis seks.
"Untuk memperbaiki hubungan, pasangan yang selingkuh harus berhenti melakukannya dan mengungkap detail berbagai rahasia yang mereka miliki, misalnya password komputer dan ponsel sehingga pasangan bisa mengecek keduanya kapanpun mereka mau. Ini diperlukan karena pasangan merasa dikhianati dan tak bisa mudah percaya lagi. Butuh waktu dan keterbukaan untuk memunculkan rasa percaya itu lagi," tutur Barbara Bartlik, MD, psikiater dan terapis seks dari New York City
4. Konflik setelah adanya anak
Anak adalah penguat ikatan kedua orang tuanya, tapi banyak juga pasangan yang mengeluh keberadaan anak juga telah menghancurkan kehidupan seks mereka.
"Bagi wanita, perubahan kadar hormon (akibat melahirkan) sering menurunkan gairah seks mereka, apalagi jika mereka mengasuh anak. Wanita juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang membuat mereka tak nyaman bercinta. Dan meski kebanyakan pria tetap tertarik pada istrinya, bagaimanapun bentuk tubuhnya, nyatanya ada juga yang terpengaruh dengan perubahan bentuk tubuh pasangannya," ujar Scott
Haltzman, MD, psikiater dari Rhode Island.
Menurut penulis buku The Secrets of Happily Married Men and The Secrets of Happily Married Women tersebut, kondisi ini dapat diatasi dengan terapi seks yang membantu membangun kembali koneksi antarpasangan. Jika tidak, untuk pemula alias orangtua baru, Dr Haltzman menyarankan agar mengunci pintu kamar sehingga Anda tak selalu merasa cemas jika tahu-tahu si kecil masuk kamar atau meminta bantuan seseorang untuk mengasuh anak setiap satu minggu sekali agar Anda bisa berduaan.
5. Susah orgasme
Debby Herbenick, PhD, dari Indiana University dan penulis buku Because It Feels Good mengatakan kebanyakan wanita datang ke terapis seks untuk mengatasi kesulitannya mencapai orgasme.
"Terapis seks biasanya memberi mereka informasi tentang tubuh wanita sendiri, terutama klitoris. Pasalnya tak banyak wanita yang tahu tentang klitoris itu sendiri dan bagaimana mudahnya bagian tubuh ini dirangsang dengan posisi seks tertentu, misalnya," terang Dr Herbenick
6. Rasa nyeri saat penetrasi
Yang pertama didatangi pasutri untuk mengatasi hal ini tentunya adalah dokter. Namun banyak juga dokter yang menyarankan pasiennya untuk menemui terapis seks agar nyerinya bisa mereda.
"Terkadang penyebabnya adalah kondisi medis seperti vulvodynia and lichen sclerosus tapi bisa juga karena perilaku tertentu. Dengan mengetahui penyebabnya, terapis seks dapat memberikan saran seperti foreplay lebih lama karena aktivitas ini dapat meningkatkan lubrikasi vagina dan memperbesar lubang vagina agar dapat mengakomodasi penis pasangan; menggunakan pelicin; atau mencoba posisi seks tertentu seperti woman on top yang memberi wanita kendali utama saat berhubungan," saran Dr. Herbenick.
Terapis seks juga bisa membantu pasutri untuk memperbaiki komunikasi, terutama dalam mengkomunikasikan bagaimana rasa nyeri saat penetrasi dapat mempengaruhi hubungan mereka. Termasuk memberi solusi, misalnya mendorong pasangan mempertimbangkan variasi dalam bercinta, seperti posisi seks atau penggunaan mainan seks.
7. Konsumsi pornografi dan kecanduan seksual
Kecanduan seks ada beragam, misalnya kecanduan pada pornografi, seks virtual di komputer, masturbasi dan hal-hal lain yang dapat menghancurkan keintiman serta kepuasan seksual dalam pernikahan.
"Kondisi semacam ini lebih sering terjadi pada pria meski wanita juga bisa mengidap kecanduan yang sama," catat Dr. Betchen.
Menurut Dr. Betchen, seperti halnya pecandu alkohol atau narkoba, langkah pertama untuk mengatasi kondisi ini adalah mengakui jika orang yang bersangkutan memang punya masalah kecanduan tersebut. "Atau jika ingin membantu pasangan, cobalah mengidentifikasi penyebab kecanduan bersama pasangan. Dengan begitu, si pecandu bisa lebih mengontrol perilakunya," tambahnya.
Dalam hal kecanduan seks, Dr. Betchen pun menekankan agar pasien menghindari berbagai aktivitas seksual terlebih dulu, termasuk masturbasi dan berhubungan intim dengan pasangannya selama kurun waktu tertentu, misalnya 30-90 hari.
"Pasien juga bisa ikut terapi kelompok dimana pasien diminta mengekspresikan perasaannya dan belajar menghadapi emosi negatif (yang mendasari kecanduan) dengan cara yang benar," imbuhnya.
Untuk lebih jelasnya, simak tujuh masalah ranjang yang kerap dialami pasutri dan dapat diatasi dengan bantuan terapi menurut rekomendasi para pakar, seperti dilansir Woman's Day, Selasa (15/10/2013) berikut ini:
1. Libido rendah
"Hasrat bercinta/libido yang rendah atau Hypoactive Sexual Desire Disorder merupakan masalah seksual yang paling sering dibawa ke terapis. kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita, meski tak menutup kemungkinan bagi pria untuk mengalami hal serupa," ungkap Stephen Betchen, DSW, salah seorang terapis bersertifikat.
Namun penulis buku Magnetic Partners itu juga menekankan sebenarnya kondisi ini sulit disembuhkan, kecuali jika penyebabnya sudah diketahui.
Selain masalah kesehatan, mulai dari ketidakseimbangan hormon, hipotiroidisme, tumor pada kelenjar pituitari, dialisis ginjal serta konsumsi antidepresan maupun stimulan, rendahnya hasrat seks juga bisa disebabkan oleh alasan psikologis dan emosional. Jika penyebabnya sudah diketahui, kondisinya pun lebih mudah disembuhkan.
2. Gairah seks yang tak seimbang
Mungkin Anda ingin berhubungan intim setiap malam, tapi suami merasa beberapa kali dalam sebulan saja sudah cukup. "Sejauh ini alasan lain yang kerap mendorong pasutri untuk menjalani terapi seks adalah perbedaan semacam ini, dimana salah satu pihak ingin lebih banyak bercinta," tandas Miriam Bellamy, LMFT, seorang terapis keluarga dan pernikahan dari Roswell, Georgia.
Untuk itu hal pertama yang dilakukan Bellamy adalah membantu pasiennya memahami bahwa normal-normal saja jika Anda punya pandangan berbeda tentang jumlah hubungan intim atau jenis seks yang mereka inginkan. Dan konflik di seputar hal ini bukan karena mereka terlalu berbeda tapi justru karena terlalu dekat.
"Obatnya, terutama bagi pasangan yang menghabiskan banyak waktu bersama adalah saling menjauh sebentar untuk menemukan keseimbangan emosi dan obyektivitas. Misalnya dengan sesekali hangout bersama teman tanpa suami, ini akan membantu gairah Anda tumbuh kembali," kata Bellamy.
3. Pasangan main belakang
Ketika salah satu pasangan berselingkuh, banyak pernikahan yang berakhir pada perceraian. Tapi bagi pasutri yang memutuskan untuk memaafkan serta mencoba memperbaiki hubungan akan memperoleh manfaat
nyata dengan terapi seks, karena ini membantu membangun kembali rasa percaya pada pasangan.
Faktanya, banyak terapis yang mengaku perselingkuhan ini adalah alasan teratas pasutri mencari jasa terapis seks.
"Untuk memperbaiki hubungan, pasangan yang selingkuh harus berhenti melakukannya dan mengungkap detail berbagai rahasia yang mereka miliki, misalnya password komputer dan ponsel sehingga pasangan bisa mengecek keduanya kapanpun mereka mau. Ini diperlukan karena pasangan merasa dikhianati dan tak bisa mudah percaya lagi. Butuh waktu dan keterbukaan untuk memunculkan rasa percaya itu lagi," tutur Barbara Bartlik, MD, psikiater dan terapis seks dari New York City
4. Konflik setelah adanya anak
Anak adalah penguat ikatan kedua orang tuanya, tapi banyak juga pasangan yang mengeluh keberadaan anak juga telah menghancurkan kehidupan seks mereka.
"Bagi wanita, perubahan kadar hormon (akibat melahirkan) sering menurunkan gairah seks mereka, apalagi jika mereka mengasuh anak. Wanita juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang membuat mereka tak nyaman bercinta. Dan meski kebanyakan pria tetap tertarik pada istrinya, bagaimanapun bentuk tubuhnya, nyatanya ada juga yang terpengaruh dengan perubahan bentuk tubuh pasangannya," ujar Scott
Haltzman, MD, psikiater dari Rhode Island.
Menurut penulis buku The Secrets of Happily Married Men and The Secrets of Happily Married Women tersebut, kondisi ini dapat diatasi dengan terapi seks yang membantu membangun kembali koneksi antarpasangan. Jika tidak, untuk pemula alias orangtua baru, Dr Haltzman menyarankan agar mengunci pintu kamar sehingga Anda tak selalu merasa cemas jika tahu-tahu si kecil masuk kamar atau meminta bantuan seseorang untuk mengasuh anak setiap satu minggu sekali agar Anda bisa berduaan.
5. Susah orgasme
Debby Herbenick, PhD, dari Indiana University dan penulis buku Because It Feels Good mengatakan kebanyakan wanita datang ke terapis seks untuk mengatasi kesulitannya mencapai orgasme.
"Terapis seks biasanya memberi mereka informasi tentang tubuh wanita sendiri, terutama klitoris. Pasalnya tak banyak wanita yang tahu tentang klitoris itu sendiri dan bagaimana mudahnya bagian tubuh ini dirangsang dengan posisi seks tertentu, misalnya," terang Dr Herbenick
6. Rasa nyeri saat penetrasi
Yang pertama didatangi pasutri untuk mengatasi hal ini tentunya adalah dokter. Namun banyak juga dokter yang menyarankan pasiennya untuk menemui terapis seks agar nyerinya bisa mereda.
"Terkadang penyebabnya adalah kondisi medis seperti vulvodynia and lichen sclerosus tapi bisa juga karena perilaku tertentu. Dengan mengetahui penyebabnya, terapis seks dapat memberikan saran seperti foreplay lebih lama karena aktivitas ini dapat meningkatkan lubrikasi vagina dan memperbesar lubang vagina agar dapat mengakomodasi penis pasangan; menggunakan pelicin; atau mencoba posisi seks tertentu seperti woman on top yang memberi wanita kendali utama saat berhubungan," saran Dr. Herbenick.
Terapis seks juga bisa membantu pasutri untuk memperbaiki komunikasi, terutama dalam mengkomunikasikan bagaimana rasa nyeri saat penetrasi dapat mempengaruhi hubungan mereka. Termasuk memberi solusi, misalnya mendorong pasangan mempertimbangkan variasi dalam bercinta, seperti posisi seks atau penggunaan mainan seks.
7. Konsumsi pornografi dan kecanduan seksual
Kecanduan seks ada beragam, misalnya kecanduan pada pornografi, seks virtual di komputer, masturbasi dan hal-hal lain yang dapat menghancurkan keintiman serta kepuasan seksual dalam pernikahan.
"Kondisi semacam ini lebih sering terjadi pada pria meski wanita juga bisa mengidap kecanduan yang sama," catat Dr. Betchen.
Menurut Dr. Betchen, seperti halnya pecandu alkohol atau narkoba, langkah pertama untuk mengatasi kondisi ini adalah mengakui jika orang yang bersangkutan memang punya masalah kecanduan tersebut. "Atau jika ingin membantu pasangan, cobalah mengidentifikasi penyebab kecanduan bersama pasangan. Dengan begitu, si pecandu bisa lebih mengontrol perilakunya," tambahnya.
Dalam hal kecanduan seks, Dr. Betchen pun menekankan agar pasien menghindari berbagai aktivitas seksual terlebih dulu, termasuk masturbasi dan berhubungan intim dengan pasangannya selama kurun waktu tertentu, misalnya 30-90 hari.
"Pasien juga bisa ikut terapi kelompok dimana pasien diminta mengekspresikan perasaannya dan belajar menghadapi emosi negatif (yang mendasari kecanduan) dengan cara yang benar," imbuhnya.
Jakarta, Masalah yang terjadi di atas ranjang belum
tentu dapat diselesaikan dengan komunikasi atau bantuan alat tertentu
saja. Terkadang jasa terapis seks juga diperlukan. Namun mungkin tak
banyak pasutri yang tahu masalah 'ranjang' apa saja yang perlu mereka
bawa ke terapis.
Untuk lebih jelasnya, simak tujuh masalah ranjang yang kerap dialami pasutri dan dapat diatasi dengan bantuan terapi menurut rekomendasi para pakar, seperti dilansir Woman's Day, Selasa (15/10/2013) berikut ini:
1. Libido rendah
"Hasrat bercinta/libido yang rendah atau Hypoactive Sexual Desire Disorder merupakan masalah seksual yang paling sering dibawa ke terapis. kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita, meski tak menutup kemungkinan bagi pria untuk mengalami hal serupa," ungkap Stephen Betchen, DSW, salah seorang terapis bersertifikat.
Namun penulis buku Magnetic Partners itu juga menekankan sebenarnya kondisi ini sulit disembuhkan, kecuali jika penyebabnya sudah diketahui.
Selain masalah kesehatan, mulai dari ketidakseimbangan hormon, hipotiroidisme, tumor pada kelenjar pituitari, dialisis ginjal serta konsumsi antidepresan maupun stimulan, rendahnya hasrat seks juga bisa disebabkan oleh alasan psikologis dan emosional. Jika penyebabnya sudah diketahui, kondisinya pun lebih mudah disembuhkan.
2. Gairah seks yang tak seimbang
Mungkin Anda ingin berhubungan intim setiap malam, tapi suami merasa beberapa kali dalam sebulan saja sudah cukup. "Sejauh ini alasan lain yang kerap mendorong pasutri untuk menjalani terapi seks adalah perbedaan semacam ini, dimana salah satu pihak ingin lebih banyak bercinta," tandas Miriam Bellamy, LMFT, seorang terapis keluarga dan pernikahan dari Roswell, Georgia.
Untuk itu hal pertama yang dilakukan Bellamy adalah membantu pasiennya memahami bahwa normal-normal saja jika Anda punya pandangan berbeda tentang jumlah hubungan intim atau jenis seks yang mereka inginkan. Dan konflik di seputar hal ini bukan karena mereka terlalu berbeda tapi justru karena terlalu dekat.
"Obatnya, terutama bagi pasangan yang menghabiskan banyak waktu bersama adalah saling menjauh sebentar untuk menemukan keseimbangan emosi dan obyektivitas. Misalnya dengan sesekali hangout bersama teman tanpa suami, ini akan membantu gairah Anda tumbuh kembali," kata Bellamy.
3. Pasangan main belakang
Ketika salah satu pasangan berselingkuh, banyak pernikahan yang berakhir pada perceraian. Tapi bagi pasutri yang memutuskan untuk memaafkan serta mencoba memperbaiki hubungan akan memperoleh manfaat
nyata dengan terapi seks, karena ini membantu membangun kembali rasa percaya pada pasangan.
Faktanya, banyak terapis yang mengaku perselingkuhan ini adalah alasan teratas pasutri mencari jasa terapis seks.
"Untuk memperbaiki hubungan, pasangan yang selingkuh harus berhenti melakukannya dan mengungkap detail berbagai rahasia yang mereka miliki, misalnya password komputer dan ponsel sehingga pasangan bisa mengecek keduanya kapanpun mereka mau. Ini diperlukan karena pasangan merasa dikhianati dan tak bisa mudah percaya lagi. Butuh waktu dan keterbukaan untuk memunculkan rasa percaya itu lagi," tutur Barbara Bartlik, MD, psikiater dan terapis seks dari New York City
4. Konflik setelah adanya anak
Anak adalah penguat ikatan kedua orang tuanya, tapi banyak juga pasangan yang mengeluh keberadaan anak juga telah menghancurkan kehidupan seks mereka.
"Bagi wanita, perubahan kadar hormon (akibat melahirkan) sering menurunkan gairah seks mereka, apalagi jika mereka mengasuh anak. Wanita juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang membuat mereka tak nyaman bercinta. Dan meski kebanyakan pria tetap tertarik pada istrinya, bagaimanapun bentuk tubuhnya, nyatanya ada juga yang terpengaruh dengan perubahan bentuk tubuh pasangannya," ujar Scott
Haltzman, MD, psikiater dari Rhode Island.
Menurut penulis buku The Secrets of Happily Married Men and The Secrets of Happily Married Women tersebut, kondisi ini dapat diatasi dengan terapi seks yang membantu membangun kembali koneksi antarpasangan. Jika tidak, untuk pemula alias orangtua baru, Dr Haltzman menyarankan agar mengunci pintu kamar sehingga Anda tak selalu merasa cemas jika tahu-tahu si kecil masuk kamar atau meminta bantuan seseorang untuk mengasuh anak setiap satu minggu sekali agar Anda bisa berduaan.
5. Susah orgasme
Debby Herbenick, PhD, dari Indiana University dan penulis buku Because It Feels Good mengatakan kebanyakan wanita datang ke terapis seks untuk mengatasi kesulitannya mencapai orgasme.
"Terapis seks biasanya memberi mereka informasi tentang tubuh wanita sendiri, terutama klitoris. Pasalnya tak banyak wanita yang tahu tentang klitoris itu sendiri dan bagaimana mudahnya bagian tubuh ini dirangsang dengan posisi seks tertentu, misalnya," terang Dr Herbenick
6. Rasa nyeri saat penetrasi
Yang pertama didatangi pasutri untuk mengatasi hal ini tentunya adalah dokter. Namun banyak juga dokter yang menyarankan pasiennya untuk menemui terapis seks agar nyerinya bisa mereda.
"Terkadang penyebabnya adalah kondisi medis seperti vulvodynia and lichen sclerosus tapi bisa juga karena perilaku tertentu. Dengan mengetahui penyebabnya, terapis seks dapat memberikan saran seperti foreplay lebih lama karena aktivitas ini dapat meningkatkan lubrikasi vagina dan memperbesar lubang vagina agar dapat mengakomodasi penis pasangan; menggunakan pelicin; atau mencoba posisi seks tertentu seperti woman on top yang memberi wanita kendali utama saat berhubungan," saran Dr. Herbenick.
Terapis seks juga bisa membantu pasutri untuk memperbaiki komunikasi, terutama dalam mengkomunikasikan bagaimana rasa nyeri saat penetrasi dapat mempengaruhi hubungan mereka. Termasuk memberi solusi, misalnya mendorong pasangan mempertimbangkan variasi dalam bercinta, seperti posisi seks atau penggunaan mainan seks.
7. Konsumsi pornografi dan kecanduan seksual
Kecanduan seks ada beragam, misalnya kecanduan pada pornografi, seks virtual di komputer, masturbasi dan hal-hal lain yang dapat menghancurkan keintiman serta kepuasan seksual dalam pernikahan.
"Kondisi semacam ini lebih sering terjadi pada pria meski wanita juga bisa mengidap kecanduan yang sama," catat Dr. Betchen.
Menurut Dr. Betchen, seperti halnya pecandu alkohol atau narkoba, langkah pertama untuk mengatasi kondisi ini adalah mengakui jika orang yang bersangkutan memang punya masalah kecanduan tersebut. "Atau jika ingin membantu pasangan, cobalah mengidentifikasi penyebab kecanduan bersama pasangan. Dengan begitu, si pecandu bisa lebih mengontrol perilakunya," tambahnya.
Dalam hal kecanduan seks, Dr. Betchen pun menekankan agar pasien menghindari berbagai aktivitas seksual terlebih dulu, termasuk masturbasi dan berhubungan intim dengan pasangannya selama kurun waktu tertentu, misalnya 30-90 hari.
"Pasien juga bisa ikut terapi kelompok dimana pasien diminta mengekspresikan perasaannya dan belajar menghadapi emosi negatif (yang mendasari kecanduan) dengan cara yang benar," imbuhnya.
Untuk lebih jelasnya, simak tujuh masalah ranjang yang kerap dialami pasutri dan dapat diatasi dengan bantuan terapi menurut rekomendasi para pakar, seperti dilansir Woman's Day, Selasa (15/10/2013) berikut ini:
1. Libido rendah
"Hasrat bercinta/libido yang rendah atau Hypoactive Sexual Desire Disorder merupakan masalah seksual yang paling sering dibawa ke terapis. kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita, meski tak menutup kemungkinan bagi pria untuk mengalami hal serupa," ungkap Stephen Betchen, DSW, salah seorang terapis bersertifikat.
Namun penulis buku Magnetic Partners itu juga menekankan sebenarnya kondisi ini sulit disembuhkan, kecuali jika penyebabnya sudah diketahui.
Selain masalah kesehatan, mulai dari ketidakseimbangan hormon, hipotiroidisme, tumor pada kelenjar pituitari, dialisis ginjal serta konsumsi antidepresan maupun stimulan, rendahnya hasrat seks juga bisa disebabkan oleh alasan psikologis dan emosional. Jika penyebabnya sudah diketahui, kondisinya pun lebih mudah disembuhkan.
2. Gairah seks yang tak seimbang
Mungkin Anda ingin berhubungan intim setiap malam, tapi suami merasa beberapa kali dalam sebulan saja sudah cukup. "Sejauh ini alasan lain yang kerap mendorong pasutri untuk menjalani terapi seks adalah perbedaan semacam ini, dimana salah satu pihak ingin lebih banyak bercinta," tandas Miriam Bellamy, LMFT, seorang terapis keluarga dan pernikahan dari Roswell, Georgia.
Untuk itu hal pertama yang dilakukan Bellamy adalah membantu pasiennya memahami bahwa normal-normal saja jika Anda punya pandangan berbeda tentang jumlah hubungan intim atau jenis seks yang mereka inginkan. Dan konflik di seputar hal ini bukan karena mereka terlalu berbeda tapi justru karena terlalu dekat.
"Obatnya, terutama bagi pasangan yang menghabiskan banyak waktu bersama adalah saling menjauh sebentar untuk menemukan keseimbangan emosi dan obyektivitas. Misalnya dengan sesekali hangout bersama teman tanpa suami, ini akan membantu gairah Anda tumbuh kembali," kata Bellamy.
3. Pasangan main belakang
Ketika salah satu pasangan berselingkuh, banyak pernikahan yang berakhir pada perceraian. Tapi bagi pasutri yang memutuskan untuk memaafkan serta mencoba memperbaiki hubungan akan memperoleh manfaat
nyata dengan terapi seks, karena ini membantu membangun kembali rasa percaya pada pasangan.
Faktanya, banyak terapis yang mengaku perselingkuhan ini adalah alasan teratas pasutri mencari jasa terapis seks.
"Untuk memperbaiki hubungan, pasangan yang selingkuh harus berhenti melakukannya dan mengungkap detail berbagai rahasia yang mereka miliki, misalnya password komputer dan ponsel sehingga pasangan bisa mengecek keduanya kapanpun mereka mau. Ini diperlukan karena pasangan merasa dikhianati dan tak bisa mudah percaya lagi. Butuh waktu dan keterbukaan untuk memunculkan rasa percaya itu lagi," tutur Barbara Bartlik, MD, psikiater dan terapis seks dari New York City
4. Konflik setelah adanya anak
Anak adalah penguat ikatan kedua orang tuanya, tapi banyak juga pasangan yang mengeluh keberadaan anak juga telah menghancurkan kehidupan seks mereka.
"Bagi wanita, perubahan kadar hormon (akibat melahirkan) sering menurunkan gairah seks mereka, apalagi jika mereka mengasuh anak. Wanita juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang membuat mereka tak nyaman bercinta. Dan meski kebanyakan pria tetap tertarik pada istrinya, bagaimanapun bentuk tubuhnya, nyatanya ada juga yang terpengaruh dengan perubahan bentuk tubuh pasangannya," ujar Scott
Haltzman, MD, psikiater dari Rhode Island.
Menurut penulis buku The Secrets of Happily Married Men and The Secrets of Happily Married Women tersebut, kondisi ini dapat diatasi dengan terapi seks yang membantu membangun kembali koneksi antarpasangan. Jika tidak, untuk pemula alias orangtua baru, Dr Haltzman menyarankan agar mengunci pintu kamar sehingga Anda tak selalu merasa cemas jika tahu-tahu si kecil masuk kamar atau meminta bantuan seseorang untuk mengasuh anak setiap satu minggu sekali agar Anda bisa berduaan.
5. Susah orgasme
Debby Herbenick, PhD, dari Indiana University dan penulis buku Because It Feels Good mengatakan kebanyakan wanita datang ke terapis seks untuk mengatasi kesulitannya mencapai orgasme.
"Terapis seks biasanya memberi mereka informasi tentang tubuh wanita sendiri, terutama klitoris. Pasalnya tak banyak wanita yang tahu tentang klitoris itu sendiri dan bagaimana mudahnya bagian tubuh ini dirangsang dengan posisi seks tertentu, misalnya," terang Dr Herbenick
6. Rasa nyeri saat penetrasi
Yang pertama didatangi pasutri untuk mengatasi hal ini tentunya adalah dokter. Namun banyak juga dokter yang menyarankan pasiennya untuk menemui terapis seks agar nyerinya bisa mereda.
"Terkadang penyebabnya adalah kondisi medis seperti vulvodynia and lichen sclerosus tapi bisa juga karena perilaku tertentu. Dengan mengetahui penyebabnya, terapis seks dapat memberikan saran seperti foreplay lebih lama karena aktivitas ini dapat meningkatkan lubrikasi vagina dan memperbesar lubang vagina agar dapat mengakomodasi penis pasangan; menggunakan pelicin; atau mencoba posisi seks tertentu seperti woman on top yang memberi wanita kendali utama saat berhubungan," saran Dr. Herbenick.
Terapis seks juga bisa membantu pasutri untuk memperbaiki komunikasi, terutama dalam mengkomunikasikan bagaimana rasa nyeri saat penetrasi dapat mempengaruhi hubungan mereka. Termasuk memberi solusi, misalnya mendorong pasangan mempertimbangkan variasi dalam bercinta, seperti posisi seks atau penggunaan mainan seks.
7. Konsumsi pornografi dan kecanduan seksual
Kecanduan seks ada beragam, misalnya kecanduan pada pornografi, seks virtual di komputer, masturbasi dan hal-hal lain yang dapat menghancurkan keintiman serta kepuasan seksual dalam pernikahan.
"Kondisi semacam ini lebih sering terjadi pada pria meski wanita juga bisa mengidap kecanduan yang sama," catat Dr. Betchen.
Menurut Dr. Betchen, seperti halnya pecandu alkohol atau narkoba, langkah pertama untuk mengatasi kondisi ini adalah mengakui jika orang yang bersangkutan memang punya masalah kecanduan tersebut. "Atau jika ingin membantu pasangan, cobalah mengidentifikasi penyebab kecanduan bersama pasangan. Dengan begitu, si pecandu bisa lebih mengontrol perilakunya," tambahnya.
Dalam hal kecanduan seks, Dr. Betchen pun menekankan agar pasien menghindari berbagai aktivitas seksual terlebih dulu, termasuk masturbasi dan berhubungan intim dengan pasangannya selama kurun waktu tertentu, misalnya 30-90 hari.
"Pasien juga bisa ikut terapi kelompok dimana pasien diminta mengekspresikan perasaannya dan belajar menghadapi emosi negatif (yang mendasari kecanduan) dengan cara yang benar," imbuhnya.
Langganan:
Postingan (Atom)
PENTINGNYA DETOX
Popular Posts
-
Biasanya kaum lelaki selalu memperhatikan bentuk tubuh dari perempuan tetapi sebenarnya masih banyak hal lain yang perlu diperhatikan pada ...
-
Masalah yang terjadi di atas ranjang belum tentu dapat diselesaikan dengan komunikasi atau bantuan alat tertentu saja. Terkadang jasa te...
-
Orgasme, atau minuman berkafein? Menurut survei terbaru, mayoritas orang menjawab yang kedua. Survei tersebut diadakan oleh Hotel Le Meridi...
-
Jakarta - Setelah memajang foto topless dalam rangka mengkampanyekan Hari Tanpa Bra sebagai wujud kepedulian terhadap kanker payudara, Ju...
-
Aplikasi instant messenger BBM for Android dan iPhone akhirnya secara resmi diluncurkan oleh BlackBerry. Meski telah dirilis secata resmi,...
Blog Archive
-
▼
2013
(35)
- ▼ Oktober 2013 (31)
- ► Desember 2013 (2)
-
►
2014
(13)
- ► Januari 2014 (1)
- ► Maret 2014 (1)
- ► Agustus 2014 (1)
- ► September 2014 (1)
- ► November 2014 (1)
Labels
Berita artis
Cerita Lucu
Entertainment
Fakta unik
guyonan kocak
Health
Humor
Humor Anak Muda
Humor Anak-Anak
Humor Dewasa
Humor Kendaraan
humor lucu
Humor Pedesaan
Humor Pendidikan
Humor Polisi
Humor Sekolah
Humor Seks
Humor Wanita
LIFESTYLE
Love
MATERI KHUSUS DEWASA
Perempuan
Sains dan Teknologi
SEKS
Sexual Health
Smartphones
Tahukah Kamu?
techno
Tips
TOP 10
travel
Unik
Labels
Berita artis
Cerita Lucu
Entertainment
Fakta unik
guyonan kocak
Health
Humor
Humor Anak Muda
Humor Anak-Anak
Humor Dewasa
Humor Kendaraan
humor lucu
Humor Pedesaan
Humor Pendidikan
Humor Polisi
Humor Sekolah
Humor Seks
Humor Wanita
LIFESTYLE
Love
MATERI KHUSUS DEWASA
Perempuan
Sains dan Teknologi
SEKS
Sexual Health
Smartphones
Tahukah Kamu?
techno
Tips
TOP 10
travel
Unik
Followers
Total Tayangan Halaman
Formulir Kontak
Label
Berita artis
Cerita Lucu
Entertainment
Fakta unik
guyonan kocak
Health
Humor
Humor Anak Muda
Humor Anak-Anak
Humor Dewasa
Humor Kendaraan
humor lucu
Humor Pedesaan
Humor Pendidikan
Humor Polisi
Humor Sekolah
Humor Seks
Humor Wanita
LIFESTYLE
Love
MATERI KHUSUS DEWASA
Perempuan
Sains dan Teknologi
SEKS
Sexual Health
Smartphones
Tahukah Kamu?
techno
Tips
TOP 10
travel
Unik
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
0 komentar: